esai tentang kerupuk klenteng khas bojonegoro

JAJANAN LEGENDARIS YANG TETAP EKSIS
Ahmad bayhaqi
Sma plus al amanah


         “walau badai menghadang kau takkan  pernah hilang”.sepertinya cuplikan lagu inlah yang paling tepat untuk menggambarkan keeksisan  jajanan yang telah melegenda ini.
          Mungkin bila bicara tentang jajanan Bojonegoro yang terbayang dalam benak kita adalah ledre. Hal tersebut wajar, karena ledre merupakan makanan khas bojonegoro yang telah populer di kalangan masyarakat.namun,tahukah kalian, bahwa ada jajanan lain yang telah melegenda,bahkan sejak zaman penjajahan jajanan iu adalah kerupuk klenteng
          Kerupuk yang telah eksis sejak tahun 1929 ini lebih dikenal dengan nama bangjo karena warna kerupuk ini adalah merah dan hijau (selain warna putih dan kuning).rasanya yang gurih dan harganya yang terjangkau membuat kerupuk ini tetap “eksis” walau globalisasi semakin menggerus budaya dan kekayaan lokal kita.
         Banyak nama yang disandarkan pada jajanan ini, bahkan hambpir setiap daerah meiliki nama tersendiri untuk menyebut jajanan legendaris ini .contohnya di daerah Baureno,kerupuk ini dikenal dengan nama kerupuk utel. Di daerah Kepohbaru dikenal dengan nama pertolo dan di Kasiman kerupuk ini dekenal dengan nama kerupuk kiloan.
         Bagi sebagian masyarakat Bojonegoro,mungkin belum banyak yang mengetahui tentang kelegendarisan kerupuk ini. Karena berbeda dengan ledre yang dijual di toko oleh-oleh khas Bojonegoro. Kerupuk ini hanya dijual di parik pusatnya,yaitu di jalan jaksa agung suprapto no.132 terletak di timur klenteng. Mungkin diluar banyak kerupuk yang mengatas namakan kerupuk klenteng atau kerupuk abangbijo rasa asli namun keasliannya tidak dapat dipertanggung jawabakan
SEJARAH KERUPUK KLENTENG
         Berawal dari sepasang suami istri yan bernama Tan tjian liem dan Oei hay nio yang datang ke Bojonegoro untuk berwiraswasta.seperti hal nya etnis tionghoa yang terkenal memiliki etos kerja yang luar biasa,sepasang suami istri inipun merintis pekerjaannya dengan mendikan pabrik kerupuk yang melegenda hingga detik ini
          Perlu diketahui bahwa sesungguhnya Tan tjian liem dan Oei hay nio adalah penduduk pribumi,bukan transmigran dari China. Tan tjian liem  adalah kelahiran Tuban sedangkan oei hay nio adalah kelahiran Lamongan .Setelahmenikah,sepasang suami istri ini pindah ke Bojonegoro yang pada zaman dulu dikenal sebagai kota kecil dan miskin sehingga mereka tertarik untuk mengadu untung di bojonegoro.
           Rumah yang di tempati tan tjian liem dan oei hay nio berada di sebelah timur klenteng,tepatnya di jalan jaksa agung suprapto no.132 yang sampai sekarang masih digunakan sebagai “markas besar” kerupuk klenteng rasa asli masih eksis walauu tergerus era globalisasi yang makin marak  di zaman in. Karena lokasinya yang berdekatan dengan klenteng inilah kerupuk ini dinamakan kerupuk klenteng .
           Pada awal berdirinya pabrik keru[uk ini didirikan bersama dengan 2 pabrik lain yaitu pabrik tahu dan pabrik kecap.namun,seiring berjalannya waktu pabrik tahu mengalami kemunduran dan akhirnya,pabrik itupun tidak dapat bertajhan lagi. Sehingga tinggal 2 pabrik lagi yang masih bertahan hingga sekarang.
          Di zaman penjajahan pendirian pabrik kerupuk ini tidak terlalu diperhatikan oleh pemerintah.mengingat pada zaman dahulu,bojonegoro hanyalah kota kecil  dengan pendapatan yang tidak seberapa.namun, untuk pengurusan izin atau lebih tepatnya lapor kepada pemeribntah mengalami sedikt kendala karena perhatian pemerintah terhadap makanan sangat ketat sehingga  pengurusan izinnya cenderung lama
PRODUKSI KERUPUK KLENTENG
          Produksi kerupuk klenteng tak jauh berbeda dengan pembuatan keruouk pada umumnya.yaitu dengan menggunakan tepung tapioka dan garam. Biasanya dalam sekali buat,digunakan tepung tapioka 1 kwintal ,air 5 timba,dan garam 4 kg.serta sumbo atau pewarna makanan.
         Mula-mula tepung ,garam dan sumbo dicampur hingga rata kemudian diuleni(dicampur air) dengan air 5 timba yang telah direbus hingga benar-benar mendidih setelah semua bahan tercampur. Kemudian dimasukkan mesin cetakan yang berbentuk seperti molen. Proses inilah yang membedakan penbuatan zaman dahulu dengan sekarang.karena pada zaman dahulu masih menggunakan cara nanual bukan dengan mesin.
       Setelah proses pencetakan kerupuk dikukus agar lebih mekar. Kemudian kerupuk dijemur sekitar  6 jam,itupun bila musim kondisi cerah. Bila musim penghujan kruuk dikeringkan dengan open.lalu kerupuk yang telah dijemur digoreng diatas 2 wajan besar yang telah dituangi minyak goreng. Dalam penggorengan bahan bakar yang digunakan bukan dengan gas atau  kayu bakarb mlainkan dengan menggunakan serpihan kayu .hal inilah yang membuat kerupuk klenteng tidak banyak mengandung lemak sehingga menghasilkan keruouk yang gurih dan renyah.
      Pak anton selaku pewaris kerupk klenteng  bangjo mengungkapkan bahwa,memang bahan yang digunakan bukan bahan yang paling bagus tapi mereka(pabryk) sudah memakai bahan yang bagus sehingga hasilnya berbeda dengabn kerupuk klenteng palsu yang memakai logo “rasa asli” .rasanya dapat dibedakan antara kerupuk klenteng rasa asli dengan kerupuk klenteng palsu.yang hanya mengutamakan kuantitas bukan kualiatas.
            Ampas-ampas yang dihasilkan  oleh bahan-bahan yang tidak berkualitas akan lebih banyak jika dibandingkan dengan bahan yang berkualitas. Sehingga dampaknya terhadap lingkungan pun lebih buruk karena limbahnya mencemari lingungan . Apalagi,pabrik yang memakai obat-obatan dalam jumlah banyak dampknya akan lebih buruk lagi bagi lingkungan
           Bahan –bahan yang digunakan kualitasnya yang bagus juga sudah bersertifikat sehat dari bpom sehingga tidak menimbulkan efek-efek yang dapat merusak tubuh . Berbeda dengan produk-produk kerupuk lain yang dikhawatirkan memakai obat-obatan seperti sodium,ti02,dan lai-lain yang dapat memicu kanker .selain dari bpom keru[uk ini juga sudah di  uji lab.  Oleh sucofindo laboratorium ternama di bojonegoro yang beada di jalan ahmad yani.
          Yang paling berbeda antara kerupuk klenteng rasa asli dengan yang palsu adalah skiil atua kemampuan pengolahannya seperti yang telah di ungkapkan o;eh pak anto bahwa kemampuan oengolahannya sangat berbeda dengan pengolahan di pabrik lain karrena di pabrik pusat ini telah disesuaikan dengan takaran dan pakem sejak zaman dahulu.hal tersebut juga didukung pengkuan pak panijan seorang pekerja pabrik kerupuk klenteng sejak 1997 yang kini telah mendirikan pabrik kerupuk sendiri . Beliau mengakui bahwa kemmpuan pekerja pabrik pusat berbeda dengan pabrik-pabrik lain karena telah memiliki pakem sendiri yang telah turun-temurun sajak zaman dahulu
         Teknik pemasaran kerupuk ini masih menggunakan sistem tradsional.yaitu dimana para pembelu datang langsung ke pabrik dan dilayani sesuai pembeliannya tidak ada bagian marketing atau agen-agen tertentu dalam pemasaran kerupuk ini , tetapi pak anton  sendiri mengaku sudah memiliki niat untuk mengubah sistem demi menjaga ke eksisan kerupuk   ini.
       Meski begitu , pembeli tidak pernah surut karena merka mengetahui rasa khas yang dimiliki kerupuk klenteng. Walaupun harga kerupuk klenteng rasa asli lebih mahal dibandiing kerupuk klenteng di pabrik lain . Contohnya,dipabrik pak panijan kerupuk ini cukup dengan haraga rp14.000 per- kilonya sedangkan dippabrik pusat harga perkilonya sekitar rp24.000 pak sulaiman seorang pelanggan mengaku sering membeli ke pabrik tersebut karena produk kerupuk tersebut dijamin sehat. Biasanya beliau sekali beli bsa smpai 3 kio lebih karena selain dimakan sendiri beliau juga menjual kerupuk tersebut dengn eceran
Perkenbangan kerupuk klenteng  dib bojonegoro
Seiring berjalannya waktu  kerupuk klenteng di bojonegoro semakin eksis .walau belum anyak yang mengenalnya. Karena saking banyaknya pabrik-pabrik baru yang memprduksi rupuk klenteng serta banyaknya nama yang disandaerkan pada kerupuk ini
          Pada zaman penjajahan,konsumen kerupuk bukan hanya dari masyarakat pribumi tapi juga kolonial dan pejabat pemerintah ,khususnya yang bertigasb di bojonegoro bahkan hingga sekarabg masih banyyak turis yang dulu bertugas di bojonegoro berkunjung lagi ke bojonegoro untuk nernostalgia dan menikmati gurihnya kerupuk klenteng.
         Kini pabrik kerupuk tersebut telah menjalin hubungan kerja sma  dengan dinas pariwisata  bojonegoro .sehingga jika ada turis yang berkunjung ke bojonegoro akan dikenalkan dengan kerupuk yang menjadi ikonnya kota bojonegoro ini.
        Tak urung para turis ini membeli dalam jumlah banyak banyak untuk dibawa ke negeri asal mereka seperti korea,abu dabhi , australia dan jepang  serta beberapa negara lain.
ABANG IJO SIMBOLISME ATAU HIASAN?
         Menurut budiono heru sunoto simbol adalah sesuatu hal atau keadaan yang merupakan pengantar pemahaman terhadap aspek (simbolisme jawa,2008.).hampir setiap kuliner memiliki makna tersendidri di kalangan masyarakat.contohnya seperti sambal,orang jawa sambalnya berbeda dengan orang padang. Jika di jawa sambalnya diulekhingga lembut tapi rasnya meledak itu menandakan sikap orang jawa yang mampu menjaga marah dengan menunjukkan sifat lembut .berbeda dengan sanbala oramg padang yang lomboknya tidak ikut diulek atau dalam bahasa jawa dikatakan nyeplus, yang menandakan bahwa orang padang omongannya suka cepls ceplos dan mudah ,marah
        Namun tidak seperti yang sya duga ternyata  warna pada kerupuk mklenteng tidak memiliki arti khusus atau simbolisme.warna kerupuk ini murni dibuat untuk menarik pembeli dan bukan digunakakn sebagai sarana penyaluran faham chainisme atau tionghoa.walaupun kedua orang pembuat  kerupuk ini adalah orang tionghoa.namun , mereka sama sekali tidak ingin mencamurkan budaya mereka dengan kuliner yang mereka buat .
      Ketika ditanya, pak anton menuturkan bawa warna di kerupuk klenteng hanyalah warna biasa yang digunakan sebagai daya tarik kerupuk klenteng . Walaupun salah satu warnanya sangat identik dengan orang tionghoa ,yaitu warna merah, warna yang biasa kita lihat di klenteng-klenteng atau pada hari imlek. Namunseperti yang disebutkan tadi bahwa warna merah hanyalah warna biasa yang dibuat dengan mencampurkan sumbo (pewarna makanan) yang telah diakui BPOM ke dalam adonan kerupuk.
        Hal tersebut juga didukung oleh fakta bahwa selama 87 tahun ini , tidak ada kontroversi  antara penduduk muslim dengan pabrik tersebut . Bahkan para pekerja di pabrik tersebut muslim semua , karena mereka (pihak pabrik)  dan orang muslim merasa sensib sepenanggungan karena mereka juga penduduk pribumiyang merasakan kekejaman belanda di masa itu.
Menjunjung martabat daerah dengan kerupuk klenteng
       Sebagai seorang anak negri  yang baik   tentunya kita tidakakan membiarkan kekayaan negara kita diakui oleh negara lain. Maka kita harus melestarikan dan menjaga kekayaan daerah kita serta mempelajari sejarah dan perkembangannya hinga dapat menjunjung martabat bangsa . Apalagi jika kita dapat memperkenalkannya hingga kancah internasional . Begitupun dengan kuliner , dengan menjaganya dari terpaan budaya barat yang kian menggerogoti budaya bangsa.
        Jika Italia dikenal dengan spagettinya,Amerika dengan pizzanya bagaimana dengan Indonesia ?. Yah,walaupun kuliner Indonesia lebih beraneka ragam dan banyak rasa . Namun , kebanyakn masyarakat Indonesia  merasa lebih bangga jika menyantap kuliner barat tersebut. Karena mereka menganggap hal tersebut lebih modern dan lebih gaya .
        Jangankan dengan budaya barat , dengan sesama  budaya lokalpun Bojonegoro masih kalah , bahkan tertinggal jauh. Madura dikenal dengan satenya ,Lamongan dengan sotonya.    Padahal sate madura dan soto lamongan tidak jauh beda dengan  sate dan soto buatan sendiri. Tapi mengapa mereka dapat menguasai pasaran? Hingga banyak pedagang sate yang mengatas namakan sate madura, padahal mereka belum tentu orang madura asli.
       Jawabannya tak lain adalah , karena mereka menjaga kelestarian kuliner daerah mereka. Sehingga bukan hanya nila rasa saja yang terdapat dalam kuliner, tapi di dalamnya juga terkandung nilai buday yang sarat akan makna .sehingga kota mereka dapat terjunjung dengan kuliner yang mereka jaga.
        Bagaimana dengan Bojonegoro? Mungkin kita akan lebih mengutamakan ledre, padahal telah banyak daerah lain yang mengklaim bahwa ledre asli daerah mereka. Namun,tidak dengan kerupuk klenteng, tidak ada satupun daerah yang mengklaim bahwa kerupuk klenteng asli daerah mereka, karena menganggap kerupuk klenteng adalah jajanan sepele.
          Bukankah juara akan lebih mudah jika tidak ada lawannya ? Dari pada kita kita bersaing untuk mendapatkan pengakuan bahwa ledre asli Bojonegoro dan itupun belum pasti kita dapatkan . Akan lebih baik jika kita mau menjaga dan melestarikan kerupuk klenteng yang tidak ada saingannya .
           Mungkin kerupukmklenteng dipandang sepele , tapi hal sepele pun jika kita lestarikan tentu akan membuahkan hasil. Mungkn kita patut berbangga jika kita dapat melestarikan jajanan ini . Bila madura dengan satenya,lamongan dengan sotonya,dan nanti bojonegoro akan menyusul dengan kerupuk klentengnya. Sekarang maukah anda melestarikan kerupuk klenteng hingga terkenal di manca negara?



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

storytelling anglingdharma